Minggu, 26 Januari 2014

Kromatografi Kertas



v  JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi kertas
v  TUJUAN PRAKTIKUM
-          Mengenal salah satu pemisahan zat dengan kromatografi kertas.
-          Mengidentifikasikan komponen penyusun tinta dengan kromatografi kertas

v  TEORI DASAR
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Kromatografi di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase atu lebih, salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0.
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.

v  ALAT DAN BAHAN
Alat :
-          Botol kaca
-          Plat kaca
-          Kertas saring,
-          Kertas whatman
-          Tali kuda
-          Isolatif
-          Gunting
Bahan :
-          Etanol 96% 9 ml
-          Spidol warna ungu, biru, dan merah


v  CARA KERJA
1.      Ukur kertas saring, masukkan dalam wadah atau botol.
2.      Ukur kertas whatman, lalu beri tali pada ujung atas kertas whatman.
3.      Totolkan spidol warna ungu, biru dan merah pada kertas whatman.
4.      Ukur etanol 96% sebanyak 9 ml masukkan kedalam botol , tutup langsung dengan kaca.
5.      Tunggu sampai seluruh kertas saring yang ada didalam botol terbasahi semua.
6.      Masukkan kertas whatman yang telah ditotolkan tadi kedalam botol jangan sampai terkena dinding botol atau kertas saring.
7.      Tunggu kertas whatman yang telah diberikan sampai batas ukuran yang telah ditentukan.
8.      Setelah selesai, keringkan kertas whatmannya.

v  PERHITUNGAN
1.      UNGU
-          Rf 1                 =  = 0,85
HRf                 = 0,85 x 100 = 85

-          Rf 2                 =  = 0,9125
            HRf                 = 0,9125 × 100 = 91,25

2.      BIRU
-          Rf 1     =  = 0,6
HRf     = 0,6 x 100 = 60


-          Rf 2      = 0,65
HRf     = 0,65 x 100 = 65

-          Rf 3     =  = 0,7125
HRf     = 0,7125 x 100 = 71,25

-          Rf 4     =  = 0,7875
HRf     = 0,7875 x 100 = 78,75

-          Rf 5     =  = 0,8625
HRf     = 0,8625 x 100 = 86,25

3.      MERAH
-          Rf 1     = = 0,325
-          HRf     = 0,325 x 100 =32,5

-          Rf 2     =   = 0,4
HRf     = 0,4 x 100 = 40

-          Rf 3     =   = 0,6624
HRf     = 0,6624 x 100 = 66,24

-          Rf 4     =   = 0,85
HRf     = 0,85 x 100 = 85

-          Rf 5     =   = 0,7875
HRf     = 0,7875 x 100 = 78,75

-          Rf 6     =   = 0,8625
HRf     = 0,8625 x 100 = 86,25

v  PEMBAHASAN
KK.jpg
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah percobaan untuk mengetahui  pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam spidol dengan metode kromatografi kertas. Spidol yang digunakan dalam percobaan ini adalah spidol berwarna ungu, merah, biru. Fase diam yang digunakan adalah kertas whatman. Dengan ukuran kertas saring 11 x 4,5, lalu ujung atas dan ujung bawah di beri garis menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang di gunakan adalah etanol 96 % sebanyak 9 ml. Fungsi dari eluen yaitu sebagai fase gerak yang akan mengelusi sampel sehingga terjadi pemisahan. Lalu masukkan kertas saring ke dalam botol kaca setelah itu masukkan eluen ke dalam botol kaca lalu segera tutup dengan plat kaca tunggu kertas saring sampai terbasahi semua, setelah kertas saring basah semua masukkan kertas whatman yang telah di totolkan spidol warna, tutup langsung dengan plat kaca, amati kertas whatman bila warna telah mencapai batas segera angkat dan keringkan.
            Nilai Rf pada percobaan ini berkisar 0,3-0,9. Nilai Rf tidak boleh lebih dari 1.
Hasil warna yang terbaca di kertas whatman ialah warna ungu terurai menjadi ungu muda dan pink, warna biru terurai menjadi warna biru muda, biru tua, dan ungu, warna merah terurai menjadi warna orange dan pink.

v  KESIMPULAN
Jadi dapat di simpulkan bahwa kromatografi kertas di gunakan untuk identifikasi, ini buktikan setelah di lakukannya percobaan bahwa pada spidol warna ungu terdapat campuran warna biru dan pink. Dengan menggunakan eluen berupa etanol 96% di dapatkan nilai Rf berkisar 0,3-0,9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar