v JUDUL PRAKTIKUM
Kromatografi
kertas
v TUJUAN PRAKTIKUM
-
Mengenal salah satu pemisahan zat dengan kromatografi
kertas.
-
Mengidentifikasikan komponen penyusun tinta dengan
kromatografi kertas
v TEORI DASAR
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Kromatografi
di definisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses
migrasi defferensial dinamis dalam system yang terdiri dari 2 fase atu lebih,
salah satu di antaranya bergerk secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan
di dalamnya zat-zat itu menunjukann perbedaan mobilitas, di sebabkan adanya
perbedaan mobilitas di sebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk
tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Dalam kromatografi kertas
perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang memberikan intensitas
maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak,
di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa
tersebut. Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu
identifikasi sebaikanya di lakukan dengan menggunakan baku pembanding yang sama
dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat uji yang di identifikasi dan baku
pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua
kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf adalah 1,0.
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn
dengan kertas sebagai zat pendukung karena kertas atau serat-serat selulosa
merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh kertas tidak terlalu
kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang
di pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi
kertas dapat di golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan
mekanisme pemisahan yang dominan adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas,
fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun menurun.
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi
kertas biasanya merupakan campuran 2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai
fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran yang kurang polar.
v ALAT DAN BAHAN
Alat
:
-
Botol kaca
-
Plat kaca
-
Kertas saring,
-
Kertas whatman
-
Tali kuda
-
Isolatif
-
Gunting
Bahan
:
-
Etanol 96% 9 ml
-
Spidol warna ungu, biru, dan merah
v CARA KERJA
1. Ukur kertas saring,
masukkan dalam wadah atau botol.
2. Ukur kertas
whatman, lalu beri tali pada ujung atas kertas whatman.
3. Totolkan
spidol warna ungu, biru dan merah pada kertas whatman.
4. Ukur etanol
96% sebanyak 9 ml masukkan kedalam botol , tutup langsung dengan kaca.
5. Tunggu
sampai seluruh kertas saring yang ada didalam botol terbasahi semua.
6. Masukkan
kertas whatman yang telah ditotolkan tadi kedalam botol jangan sampai terkena
dinding botol atau kertas saring.
7. Tunggu
kertas whatman yang telah diberikan sampai batas ukuran yang telah ditentukan.
8. Setelah
selesai, keringkan kertas whatmannya.
v PERHITUNGAN
1. UNGU
-
Rf 1 =
= 0,85
HRf =
0,85 x 100 = 85
-
Rf 2 =
= 0,9125
HRf =
0,9125 × 100 = 91,25
2. BIRU
-
Rf 1 =
= 0,6
HRf = 0,6 x 100 = 60
-
Rf 2 = 0,65
HRf =
0,65 x 100 = 65
-
Rf 3 =
= 0,7125
HRf =
0,7125 x 100 = 71,25
-
Rf 4 =
= 0,7875
HRf =
0,7875 x 100 = 78,75
-
Rf 5 =
= 0,8625
HRf =
0,8625 x 100 = 86,25
3. MERAH
-
Rf 1 =
= 0,325
-
HRf =
0,325 x 100 =32,5
-
Rf 2 =
= 0,4
HRf =
0,4 x 100 = 40
-
Rf 3 =
= 0,6624
HRf =
0,6624 x 100 = 66,24
-
Rf 4 = = 0,85
HRf =
0,85 x 100 = 85
-
Rf 5 = = 0,7875
HRf =
0,7875 x 100 = 78,75
-
Rf 6 = = 0,8625
HRf =
0,8625 x 100 = 86,25
v PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dilakukan adalah percobaan untuk
mengetahui pemisahan dengan metode
kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam spidol dengan metode
kromatografi kertas. Spidol yang digunakan dalam percobaan ini adalah spidol
berwarna ungu, merah, biru. Fase diam yang digunakan adalah kertas whatman.
Dengan ukuran kertas saring 11 x 4,5, lalu ujung atas dan ujung bawah di beri
garis menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil tidak dapat
bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang di gunakan adalah
etanol 96 % sebanyak 9 ml. Fungsi dari eluen yaitu sebagai fase gerak yang akan
mengelusi sampel sehingga terjadi pemisahan. Lalu masukkan kertas saring ke
dalam botol kaca setelah itu masukkan eluen ke dalam botol kaca lalu segera
tutup dengan plat kaca tunggu kertas saring sampai terbasahi semua, setelah
kertas saring basah semua masukkan kertas whatman yang telah di totolkan spidol
warna, tutup langsung dengan plat kaca, amati kertas whatman bila warna telah
mencapai batas segera angkat dan keringkan.
Nilai
Rf pada percobaan ini berkisar 0,3-0,9. Nilai Rf tidak boleh lebih dari 1.
Hasil
warna yang terbaca di kertas whatman ialah warna ungu terurai menjadi ungu muda
dan pink, warna biru terurai menjadi warna biru muda, biru tua, dan ungu, warna
merah terurai menjadi warna orange dan pink.
v KESIMPULAN
Jadi dapat di simpulkan bahwa kromatografi kertas di
gunakan untuk identifikasi, ini buktikan setelah di lakukannya percobaan bahwa
pada spidol warna ungu terdapat campuran warna biru dan pink. Dengan
menggunakan eluen berupa etanol 96% di dapatkan nilai Rf berkisar 0,3-0,9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar